Senin, 20 Februari 2012

Ayah dan Anak

Ini terjadi sekitar 2 minggu sebelum gwa ada ujian, lebih spesifiknya sepulang sekolah. "Bu, aku pesen kapal selam*nya satu bu!" gwa berkata. Bersuguhkan es teh, gwa duduk sendirian (tempatnya kayak warteg, tapi kaki ga boleh naik). DIsitu gwa ngelihat ada 2 orang datang, ayah dan anak. "Bu, saya pesan kapal selamnya dua ya bu" dengan lembut dia berkata. Ga heran, disini orangnya emang pada ramah. Berlanjut dengan datangnya pesanan gwa. "Ehh bu, saya juga pesen yang kulit dua ya bu" gwa berpesan.

Entah kenapa gwa merasakan ada yang aneh disini, mulai banyak preman berdatangan . . "waduh, kenapa nih?" batin gwa. Gwa melihat ada 3 orang bergayakan metal, salah satunya berambut mohawk. Gwa ga tau mereka lagi membicarakan apa, tapi mereka menggunakan kata-kata kasar. "Yah, kok ada ya orang kayak begitu" dengan polosnya anak dibelakang gwa berkata. "Nak, berpenampilan seperti itu bukanlah masalah, asal kamu bisa jaga sikapmu, Allah akan tetap menyayangimu anakku" ayahnya membalas (kedengarannya dramatis, tapi ini asli dan bukanlah rekayasa). Awalnya sih gwa anggap sebagai pembicaraan "Ayah dan Anak", tetapi itu salah . .

Entah kenapa kalimat tersebut selalu terbayang olehku. Memang terdengar dramatis, tapi apa yang dibilang sang ayah memanglah benar. "Jagalah sikapmu, maka Allah akan menyayangimu". Mungkin kalimat itulah yang pengen gwa ceritain disini. Cukup kawan, ini saja sudah 3 hari kubuat. Trims

Tidak ada komentar:

Posting Komentar